Kenapa harus tarbiyah dzatiyah?

Tarbiyah Dzatiyah adalah cara tarbiyah seorang muslim/muslimah kepada dirinya sendiri dalam rangka membentuk pribadi tarbiyah yang islami. Selain tarbiyah dzatiyah terdapat juga tarbiyah ummah yang bertujuan kepada orang lain. Dengan tarbiyah dzatiyah, kita dapat melengkapi kebutuhan tarbiyah kita selain dari tarbiyah ammah. Dengan demikian, secara singkat tarbiyah dzatiyah bisa diartikan sebagai tarbiyah mandiri.

Banyak alasan yang mendasari mengapa tarbiyah dzatiyah sangatlah penting untuk dilakukan.

Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain. Tarbiyah seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya dari siksa Allah ta'ala dan neraka-Nya. Tidak diragukan lagi, menjaga diri sendiri mesti lebih diutamakan daripada menjaga orang lain. Ini sama persis dengan apa yang dikerjakan seseorang jika kebakaran terjadi di rumahnya –semoga itu tidak terjadi-, atau di rumah orang lain, maka yang pertama kali ia pikirkan ialah menyelamatkan rumahnya dulu.

Tarbiyah dzatiyah merupakan sarana untuk men-tarbiyah diri kita sendiri, karena kita yang paling tahu kebutuhan kita sendiri. Siapa yang men-tarbiyah seseorang saat ia berusia lima belas tahun, dua puluh tahun, tiga puluh tahun, atau lebih? Jika ia tidak men-tarbiyah diri sendiri, siapa yang men-tarbiyahnya? Atau jika tidak ada pihak lain yang mempengaruhinya? Sebab, kedua orang tuanya secara khusus, atau manusia secara umum berkeyakinan ia telah dewasa, lebih tahu apa yang lebih mendatangkan maslahat bagi dirinya, atau mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, hingga tidak punya waktu untuk mengurusnya.Walhasil, jika ia tidak men-tarbiyah diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment-moment kebaikan. Hari dan umur terus bergulir, sedang ia gagal mengetahui titik lemah dirinya dan ketidakberesannya. Akibatnya, ia rugi saat kematian menjemput.

Hisab pada hari kiamat oleh Allah ta'ala kepada hamba-hamba-Nya bersifat individual, bukan bersifat kolektif. Artinya, setiap orang kelak dimintai pertanggungjawaban tentang diri atau buruknya, kendati ia mengklaim orang lain menjadi penyebab kesesatan dan penyimpangannya. Kendati ada klaim seperti itu, mereka wajib dihisab bersama dirinya.

Dengan tarbiyah dzatiyah, perubahan akan lebih mudah dihasilkan. Setiap orang pasti memiliki aib, kekurangan, atau melakukan kelalaian dan maksiat, baik maksiat kecil atau dosa. Jika masalahnya seperti itu, ia perlu memperbaiki seluruh susu negatif dirinya sejak awal, sebelum sisi negatif tersebut membengkak. Dan, seseorang tidak dapat meluruskan kesalahan-kesalahannya atau memperbaiki aib-aibnya dengan sempurna dan permanen jika ia tidak melakukan upaya perbaikan dengan tarbiyah dzatiyah.

Tarbiyah dzatiyah adalah sarana yang baik untuk membuat kita menjadi  tsabat dan istiqamah. Setelah bimbingan Allah ta'ala, tarbiyah dzatiyah adalah sarana pertama yang membuat muslim mampu tsabat (tegar) di atas jalan iman danpetunjuk, hingga akhir kehidupannya. Tarbiyah dzatiyah juga garis pertahanan terdepan dalam melawan beragam fitnah dan bujuk rayu, yang menyerang kaum muslimin dewasa ini dan membujuknya dengan deras untuk menyimpang, gugur (dari jalan dakwah), loyo, malas, merasa takut akan masa depan, dan putus asa dengan realitas masa kini.

Tarbiyah dzatiyah merupakan sarana dakwah yang paling kuat. Esensinya, setiap muslim dan muslimah adalah dai ke jalan Allah ta'ala. Ia memperbaiki kondisi yang ada, mengajar, memberi taujih, dan men-tarbiyah. Agar ia diterima manusia, baik sanak kerabatnya atau orang yang jauh darinya, dan punya kekuatan melakukan perbaikan dan perubahan di kehidupan mereka, ia perlu bekal kuat. Dan, cara efektif untuk mendakwahi mereka dan mendapatkan respon mereka ialah ia menjadi qudwah yang baik dan teladan yang istimewa dalam aspek iman, ilmu, dan akhlak. Qudwah tinggi dan pengaruh kuat tersebut tidak dapat dibentuk oleh sekian khutbah dan ceramah saja. Namun, dibentuk oleh tarbiyah dzatiyah yang benar.

Tarbiyah dzatiyah adalah cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada. Adakah diantara kaum muslimin yang tidak merasa prihatin dengan kondisi yang ada pada umat Islam, di berbagai aspek di kehidupan mereka, baik aspek keagamaan, ekonomi, politik, pers, sosial, atau aspek-aspek lainnya? Jawabnya, tentu tidak ada.

Tapi bagaimana kiat memperbaiki realitas pahit yang dialami umat kita sekarang? Apa langkah efektif untuk melakukan perbaikan? Dengan ringkas, langkah tersebut dimulai dengan tarbiyah dzatiyah, yang dilakukan setiap orang dengan dirinya, dengan maksimal, syamil, dan seimbang. Sebab, jika setiap individu baik, baik pula keluarga, biidznillah. Lalu, dengan sendirinya, masyarakat menjadi baik. Begitulah, pada akhirnya realitas umat menjadi baik secara total, sedikit demi sedikit.

Alasan mengapa tarbiyah dzatiyah lainnya adalah mudah diaplikasikan, sarana-sarananya banyak, dan selalu ada pada kaum muslimin di setiap waktu, kondisi, dan tempat. Ini berbeda dengan tarbiyah ammah yang punya waktu-waktu tertentu, atau tempat-tempat khusus.

[Source: Tarbiyah Dzatiyah karya Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan] 

Proses ngurus kartu absen (flazz.red) feb undip

Beberapa saat lalu gw ngalamin kejadian kurang mengenakkan. Tau apa? Kehilangan dompet!
Duh..
Musti ngurus macem2 deh.
Langsung aja, gw ngurus hal yg paling penting, kartu absen kuliah.....
Gada ginian kaga bisa absen broo!!
Prosesnya adalah:

1. Surat kehilangan dari kepolisian. Wajib nihyee......

2. Langung aja ke dekanat bawa duit 35 rb. Ke bagian pembayaran, tulis nama, setor duit, dapet kwitansi. Terus ke bagian kemahasiswaan. Ngasih kwitansi n dikasih surat pengantar absen.

3. Tunggu dan tiriskan. Eh maksudnya tunggu aja, maksimal seminggu bisa diambil. Absen sehari2 bisa pake surat pengantar dari dekanat td.

Gampang kan?
Semoga bisa jd pencerah di jagat permahasiswaan :')

Proses pembuatan ktm undip ketika hilang

Beberapa saat lalu gw ngalamin kejadian kurang mengenakkan. Tau apa? Kehilangan dompet!
Duh..
Musti ngurus macem2 deh.
Langsung aja, gw ngurus ktm supaya status mahasiswa gw secara de facto bisa gw dapatkan.
Hehe..
Langkah2nya agak ribet ternyata.

1. Harus ada surat kehilangan dari kepolisian. Yah wajar lah ya.. biasanya ditarikin duit "ganti ngeprint" seikhlasnya (katanya). Berhubung cuma bawa ceban alias 10k, yaudah gw kasih dah.

2. Bayar ke bank. Idr 15k ke mandiri 136-00-0559904-5 an bendahara penerimaan undip. Sialnya adalah.. gw g tau proses ini sebelumnya, jd gw dateng bawa duit n surat kehilangan ke rektorat, eh disuruh pulang.

3. Ke rektorat. Tepatnya ke subag registik baa undip, di belakang lt.2.. tempatnya kayak kantor pos gitu. Nah di sini tepatnya gw diusir. Duh..
Apa yg harus dibawa??
-surat kehilangan kepolisian
-bukti pembayaran bank
-pengantar dari fakultas
(Ini jg yg bikin gw diusir)
-foto background merah pake alma
Huft......

4. Ditunggu dan diambil. Nah ini palingan semingguan maksimal.

Semoga ini bisa bermanfaat mempermudah jagat permahasiswaan u_u

Rabu lg, rabu lg~

Alhamdulillah kajian rutin..
Semoga istiqomah dan berkah :)

Pejuang gontai hilang langkah

Pejuang ekonomi Islam tak berhenti kala tampuh fungsionaris tak lagi terpasang.
Melainkan kita lah ombak pasang yang senantiasa menerjang peradaban.
Dengan darah Islam berpanji ekonom robbani.

Semangat ekonom rabbani!