kalian-ku

Kulihat banyak kekosongan dalam mata kalian.
Meski senyum dan keringat mengalir tanpa takut ia menguap.
Hingga membuat suatu khawatirku, berjelagaku.
Ya, kosong..

Akhir waktu jawaban ku tak lekas tampak.
Dan takut pun mulai menyeruak gelap, bersatu dengan gelam.
Hingga stargezer tak terlihat mampu bekelip lagi.
Takut, kosong..

Pada petuah suci ku ber'asa, harapan hijau sehijau rumput segar.
Alih berjalan hingga hilang, warna kian gelap dan buram si pencerah.
Halusinasi indah lan penuh makna bukan lagi kejora, tapi aurora yg datang dan trus hilang.
Kembali sedih, kosong..

Kemana harus bertemu, siapa harus berangkat, kapan harus bertuju.
Pelik jawaban waktu memaksa solusi, semua juga paham!
Ingin saja ku buka lorong waktu terlarang jika semua berjawab idem.
Dan kutemui semua pecahan dari yang belum terpecah.
Memang menakutkan, kosong..

Lantaskah kau diam kapten? Mana suaramu jendral??
Lihatku bergetar, menyeringaikah engkau??
Bahkan paru-paru sebelahku rusak mengancamku bertahan dalam payah.
Bukankah dari dulu kau sudah kesakitan paru-paru?
Mengapa tak ku buang saja dan cari pendonor buta.
Tidak tahulah, semua memang sudah sesuai dengan jalannya.
Kosong?

Putus asa ku menarik kalian, dari kekosongan, dari gelap yg menyita akal dan menawan api diri.
Petuah palsu ku teringat, tiada salah kuberjudi.
Walau semua juga tahu, sang leluhur hanyalah imajiner tinggi dari pikiran yg kotor.
Tak ada salah, tak ada salah..
Karena ku mencintai kalian melebihi kaki yang menghantar keliling dunia.
Melebihi mata penghubung alam mimpi, halusinasi, dan fana.
Yg kubenci adalah kekosongan kalian.
Biarkan ia terseret lorong waktu, atau kian hebat memakanku..

0 comments: